INFOBAHARI.COM, KOTA TANGERANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus mengupayakan percepatan penurunan angka stunting. Salah satunya, dengan menggelar Giat Evaluasi dan Pelaksanaan Intervensi Spesifik Stunting, di Aula Al-Amanah, Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Senin (25/11/14).
Kegiatan ini diikuti jajaran puskesmas, rumah sakit dan kewilayahan se-Kota Tangerang dengan menghadirkan sejumlah narasumber. Mulai dr. Siti Nilawati dari IDAI Provinsi Banten, Mawar Pohan dari PRP3I Universitas Padjajaran Bandung, Rian Anggraini dari Direktorat Gizi & KIA Kementerian Kesehatan RI dan dr. Ati Pramudji Hastuti dari MARS.
Sekretaris Dinkes Kota Tangerang dr. Sudarto Mangapul Maraangap Tua menjelaskan, sejauh ini dalam melakukan intervensi stunting, data hasil pengukuran seluruh balita yang ada di Kota Tangerang dicatat dalam SIDATA yang dikembangkan oleh Diskominfo serta melibatkan peran berbagai pihak dalam melakukan surveilans gizi. Mulai dari kader, kelurahan, puskesmas dan Dinas Kesehatan.
“Data tersebut kemudian diunggah ke dalam sistem elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) pada laman sigiziterpadu.kemkes.go.id. Pada Oktober 2024, prevalensi stunting berdasarkan e-PPGBM di Kota Tangerang menunjukkan angka sebesar 5,6%,” paparnya.
Kepala Bidang Kesahatan Masyarakat Dinkes Kota Tangerang drg. Sari Nur Arofah menambahkan. dalam kegiatan ini para peserta melakukan diskusi terkait evaluasi intervensi spesifik terkait stunting. Mulai dari upaya langsung yang berhubungan dengan perbaikan gizi, pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil, pengawasan gizi selama kehamilan melalui konsultasi medis dan USG, serta promosi pemberian ASI eksklusif.
Tak terkecuali, urusan setelah kelahiran anak-anak yang juga harus mendapat pemantauan pertumbuhan dan pemberian makanan tambahan dengan protein hewani, seperti telur dan susu, yang sering didanai dari Dana Desa.
“Selain mendapat pemaparan, peserta yang hadir diajak diskusi bersama mengenai kinerja yang telah mereka lakukan dalam menjalankan program penurunan angka stunting di Kota Tangerang,” ujarnya.
Ia melanjutkan, dalam urusan stunting, Dinkes juga terus mengupayakan intervensi spesifik pada remaja. Melalui aksi bergizi dengan memberikan edukasi gizi seimbang, aktivitas fisik, konsumsi TTD, dan skrinning anemia bagi remaja putri.
Tercatat, sampai dengan triwulan III tahun 2024, sebanyak 98,9 persen remaja putri telah mengonsumsi TTD lengkap, 23.880 orang diperiksa Hb, sebanyak 4.621 orang mengalami anemia (19,35 persen) dan diberi tata laksana.
“Selain usia remaja yang kami fokuskan, calon pengantin pun kami lakukan pemeriksaan berupa skrining kesehatannya dan mendapatkan tata laksana segera bila mengalami masalah kesehatan,” jelasnya.(Syamsul)